Rabu, 30 Desember 2015

*1.Niat dan Tekad Awal

What do you do Tika selama seminggu ini?
InsyaaAlloh sejak postingan ini, kami (ceritanya mas suami masih nebeng blog) memulai kisah kami memburu something yang semoga bisa menjadi rizki kami (apaaaa lagi nih...). Yup, ini tentang sekolah lagi. Dan mas suami telah menemukan mood-nya. Selama 3 tahun sejak menikah, saya sudah sering menyinggung hal ini. Tapi kerendah hatian beliau dengan rasa pesimis (kayaknya ini yang lebih besar porsinya deh) membuat beliau masih galau. Sampai akhirnya dua pekan terakhir kami sepakat membuat target dan beliau menyetujui proposal "sekolah lagi" yang saya buat. Seperti kebiasaan saya sebelumnya, kalau mau melakukan sesuatu setelah istikhoroh ya telpon/sms ibu bapak. Minta didoakan yang terbaik. Dan ketika saya mengajukan doakan kami bisa sekolah lagi, apa kata bapak?
Jawaban yang nunjleb menurut saya: Apa niatmu Tik? Luruskan niat, insyaaAlloh nek bener niate gusti Alloh nyembadani. Thoyyib, kenapa harus sekolah lagi?
1. Saya kekeringan.... Hauuuusss dengan taklim/ma'had deelel. Jujur semua ini berawal dari kekeringan ini. Saya liqo, saya masih akrab dengan ikhwah bahkan jika ada taklimat selama tidak ada halangan berarti maka kami akan menghadiri. Tapiii... jarak Muara Labuh- Padang Aro yang 40 menit naik motor plus anak-anak yang masih baduta, membuat kami jaraaaang ikut kajian di Mualab/KPGD. Saya pun hanya manusia biasa yang acap futur dan lalai. Jadi, sekolah lagi adalah salah satu solusi jitu untuk menyiram kembali ruhani dan rasa rindu dengan kajian2 dan ikhwah di luar sana.
2. Kami orang Jawa yang merantau di institusi BPS Solsel di bawah unit kerja BPS Propinsi Sumbar. Disini, katanya siiih... Kalau orang Jawa dan gak sekolah lagi ya bakalan mendekam terus di pedalaman. Jadi, sekolah lagi adalah jurus andalan untuk kami bisa pindah dengan terhormat.
3. Meningkatkan kemampuan diri, meng-upgrade akademik kami yang sudah mulai tumpul dengan rutinitas (apalagi saya). Jadi sekolah lagi adalah cara refreshing yang sebenar-benarnya bagi seorang ibu dengan 3 krucils sholihah.
Masih banyak alasan lain, tapi tiga itu yang saya sampaikan ke mas suami. Dan beliau setujuh...

Betewe, sedari awal ini, saya pun realistis dengan posisi sebagai ibu 3 anak. Makanya, saya bilang ke suami. Kalau gak bisa sekaligus berdua ya satu-satu. Nanti, Ummi bisa CLTN... hehe... Atau kalau memang Alloh memridloi berdua sekaligus ya gak apa2 kami akan berusaha tawazun... :)
Aamiin....
So,,,,
There are what i done about 2 weeks ago...

Browsing sana browsing sini... kumpulin blog keren, cari2 link dan bikin email baru khusus ikhtiar kami ini. Plus ngobrek obrek program di harddisk buat belajar English n Japanese language.
Semoga Alloh memuluskan jalan kami.
Bismillah....
2016 BISA!

 

 

 

 

 

Oleh-oleh Bukittinggi

Alhamdulillah... Sambil byar pet byar pet... Finally, connect juga...
Anak2 sholihah Ummi yang makin hari tambah cerdas, sekali lagi Ummi pengen menunjukkan ke kalian, semoga apa yang Ummi tuliskan hari ini akan kalian baca dikemudian hari. Dan ini tidaklah cukup untuk menggambarkan kecintaan Ummi kepada kalian. Mbak Fa, Rayfa dan Fayra...
Maafkan Ummi ya Nak... Sepulang dari Bukittinggi, mbak Fa dan Rayfa membawa oleh2 sakit batuk. Sampai semalam mbak Fa pun masih batuk. Disuruh minum air jeruk nipis+kecap gak mau. Dikasih kencur yang sudah diparut dan disaring ampasnya malah nangis2... Jujur Ummi gak tega memaksa Mbak, malam2 nangis waktu disuruh minum kencur. Tapi bagaimana lagi Nak... Ini sudah hampir seminggu dan kami (Ummi atas persetujuan Abi) masih kekeuh bahwa antibody mbak Fa bagus dan insyaaAlloh tanpa antibiotik/obat2an kimia, mbak akan sembuh dengan sendirinya sesuai kehendak Alloh.
Adek2 twin yang Ummi banggakan juga semakin aktif. Walau belum lancar bicara, Ummi semakin paham bahwa kalian sedang berusaha untuk mengungkapkan keinginan dan berusaha untuk memahami instruksi Ummi. No problem Nak... Bahkan dengan tatapan mata saja Ummi bisa belajar memahami apa yang kalian inginkan. Yang Ummi harapkan, di masa-masa emas ini, kalian bisa belajar berbagi dan bersikap sopan pada saudari2 kalian. Masa-masa kritis dalam pembentukan karakter. Semoga Ummi bisa menemani kalian belajar. Aamiin...
Whuaaa... sholihah Ummi... semoga Alloh menjaga akhlaq dan menjadikan kalian hafizoh...aamiin...

Berikut resep obat batuk kering untuk anak usia 2 tahun (sejauh ini lumayan membantu, sedikit demi sedikit sudah berkurang batuk di malam harinya):
Jeruk nipis (2 butir), kecap/madu dan air hangat.
Caranya jeruk di bagi dua dan diperas diatas saringan. Tuang ke cangkir/sejenisnya lalu tambahkan madu. Terakhir beri air hangat secukupnya. Biasanya kami buat agak kental sekiranya bisa tiga teguk saja... Kalau suka minum juz jeruk, bisa ditambahkan air hangatnya.

***
Mau posting foto gak bisa2,,,sinyal oooh sinyaal... :(

Jumat, 04 Desember 2015

Iffah with "h" ya...

[caption id="attachment_107" align="alignnone" width="1600"]Photo-0262 Bayi mungil 'Athifah S.W[/caption]

Hello world... pagi yang cerah setelah 2 hari diguyur hujan dr pagi ampe malam, alhamdulillah Sangir kembali cerah dan Kerinci mulai sumringah. Seceria gadis mungilku yang kini sudah mulai dewasa. Jiaaah...dewasa. mekso. gegara beliau sdh beradik dua maka dengan ini Ummi menganggapmu dewasa Nak. Walau kadang teriakan dan pelukan manjamu tidak bisa menutupi bahwa kau masih baduta.
Satu perkembangan bahasa Iffah di pekan ini. Beliau sudah bisa menyebutkan nama panggilannya. Iffah. Dengan penekanan di huruf "f" dan "h". Seksi banget pas ngucapin Iffahh. Sebagai bukti dia sudah bs mendesah...hahay... Iffah...Iffah...
Mari kita doakan semoga si kembar pun segera menyusul si Mbak yang makin cerewet. Sekarang Fayra sudah bs mengeluarkan ucapan, "ba ba ba..." untuk memanggil Abi dan "maa...maa...maaa.." untuk Ummi. Ya berbeda dg Iffah dimana vokal pertama yang dia bisa ucapkan justru "i" bukan "a". Mengucap Mi..mi...mi... di bulan ke 8 . No problemo Nak... Semoga Alloh menjaga lisan kalian dari ucapan buruk dan memudahkan lisan kalian untuk memuji asma-Nya juga untuk melantunkan ayat Al Qur'an. Aamiiin....
Uhibbukum fillah sholihah2 ummi...:* :*

 

Senin, 30 November 2015

Telinga

Hobby baru setelah menikah adalah memperhatikan gerak gerik suami dan belajar banyak tentang attitude dari sosok yang kukagumi ini. Salah satunya berkenaan dengan datangnya kepala kantor yang baru, akupun belajar satu hal lagi dari suamiku.
Tentang telinga...
Beliau (kali ini ditujukan kepada kepala kami yang baru) datang awal bulan ini. Berkarier sebagai eselon III bukan hal baru bagi beliau. Namun treck record yang bisa dibilang buruk menurut temen2 tidak bisa luput dari telingaku. Telinga oh telinga... kenapa sampai terdengar kabar itu padaku selagi aku berharap semoga kepala yang baru lebih bijak dan dapat menjadi pemimpin bukan sekedar pimpinan. Saat kucurhatkan dengan mas suami, beliau langsung tegas bicara. Mari kita terima beliau dari 0. Buka hati kita dan belajar bersama dari beliau. Pasti ada yang bisa kita jadikan ilmu dari sosok sejelek apapun itu.
Dan waktu pun berjalan, sebulan kepemimpinan beliau, memang banyak sepak terjangnya untuk mempererat hubungan instansi kami dengan pemerintah daerah yang selama ini agak merenggang. Tapi disisi lain, sudah mulai nampak bagaimana beliau yang suka memotong pembicaraan saat rapat (walau beliau pimpinan tapi aku rasa, menjaga mulut untuk membiarkan telinga bekerja, mendengarkan anggota rapat yang tengah berbicara adalah adab setiap orang dalam rapat, apalagi beliau pimpinan) ataupun masalah keuangan yang mulai menelisik.
Menjadi pendengar yang baik, kurasa itu adalah salah satu kunci keberhasilan seorang pemimpin. Kami yang bisa dibilang bawahan ini terkadang tidak perlu ucapan manis yang membuih atau sogokan lain sejenisnya. Apa yang kami inginkan? Didengar dan dipacu dipandu (dipandu ya...bukan didikte) untuk lebih produktif serta proaktif dalam berkerja sama dalam instansi ini. Mendewasakan anggota dalam sebuah team insyaaAlloh akan menguatkan kinerja team itu sendiri. Kami pun jengah dengan sikap2 yang multiface, yang ujung2nya duit. Jijik dan muak dengan sikap2 seperti itu.
Ah, semoga Alloh melapangkan hati kami untuk menerima beliau dan semoga beliau segera diberi hidayah. Aamiiin...
Do'a kami semoga, keluarga kami dijauhkan dari hal2 syubhat dan haram juga senantiasa diberi kesehatan dan kemudahan beribadah. aamiiin...
Ada banyak kata, memecahkan telinga..

Senin, 23 November 2015

Kuliah lagi?

Hari ini pak Kasie produksi izin untuk memenuhi jadwal wawancara lelang jabatan pengawas tingkat BPS Propinsi Sumbar. Dikabarkan pula lepas acara tersebut beliau harus segera ke Jogja untuk menjenguk anaknya yang sedang sakit.
Kehidupan adalah pilihan. Sekali lagi Alloh tunjukkan pada kami bahwa setiap keputusan selalu ada konsekuensi di dalamnya dan hamba yang beruntung adalah yang mampu mengorek hikmah di setiap pengalaman hidupnya.

Akupun kembali belajar dari kepala seksi di kantor kami. Beliau orang Padang Panjang dan beristri seorang dokter. Statistisi dan dosen (sarjananya kedokteran), awal kutau latar belakang istrinya terbersit, wah pasangan yang sibuk. Karena aku tahu bagaimana padatnya seorang kasie di kantor statistik dengan beragam kegiatan addhock yang menguras keringat, plus kasieku juga merangkap sebagai PPK. Belum lagi sang istri yang berprofesi sebagai dosen. Dan kebahagiaan yang bersambut rasa takjubku "saat itu" adalah kasieku ini mengizinkan sang istri untuk melanjutkan kuliah keprofesian di luar kota. Bahkan luar pulau. Satu di kaki gunung kerinci satu lagi kaki gunung merapi. Sebuah pilihan hidup yang perlu kuacungi jempol. Merawat si kecil yang seumuran dengan kembar kami, plus belajar untuk kuliahnya.
Tapi ketakjubanku menghilang sesaat. Ketika kudengar bahwa anaknya sakit. Pengasuh yang biasanya menemani sang istri di Jogja tiba2 kabur. Innalillahi... Alloh tengah mengangkat derajat mereka jika bisa lulus dari ujian kali ini. Untuk menjadikan mereka pasangan yang tangguh. Karena ke depan mungkin akan banyak momen keluarga yang teralihkan dengan kesibukan keduanya. Terutama sang istri. Bagaimana beliau memenej urusan anak-suami-rumah-mahasiswa(kalau tetap mengajar).
Dulu atau bahkan sekarang masih selalu terngiang-ngiang di pikiranku. Kuliah lagi. Kalau bisa sekalian keliling dunia. Menemukan serpihan hikmah di negeri orang bersama keluarga. Nampak indah impian itu. Tapi pas dicurhatin sama Mas. Beliau bilang, sepertinya sulit tapi insyaaAlloh bisa kalau sekedar kuliah lagi. Cuma untuk ke luar negeri, beliau masih ragu. Ah...mimpiii...
Tapi apapun itu,masih ada 2 tahun lagi sampai kesempatan apply itu datang. Sekarang belajar aja yang banyak. Itu kata beliau. Tika....tikaa.... lulus aja belum tentu udah sok2an merencanakan. Itukan juga harus lulus beasiswa.
Namun, jikalau dihubungkan dengan kejadian kasie-ku itu... Aku akan lebih memilih kebersamaan dengan suami dan anak-anak saja. Menata anak-anak menjadi pribadi sholihah dan mandiri juga cerdas. Bukankah itu lebih mulia dibandingkan dengan menjadi sarjana magister dari kampus luar negeri? Kalau mimpiku itu diijabah, bukannya malah akan banyak dilema. Gimana sekolah anak2. Anakmu bukan satu Tika! Tapi t.i.g.a (sampai saat ini ya, belum tau tahun depan kalau masih dipercaya Alloh jadi nambah). Gimana adaptasi anak-anak. Gmn bagi waktunya belajar kuliah rumah anak-anak belum suami. Tp banyak kok yang sukses tuh... anak2 sholih/ah, kuliah lulus cumload suami karier lancar dam keluarga sakinah.  Duh tik.... ngapain pusingin sekarang. Sekarang mah mending banyak2 pdkt sama Alloh supaya anak-anak bisa jadi hafizhoh, cerdas dan pribadi yang mandiri. Aamiiin.... Apapun dan bagaimana Alloh akan menempatkan hamba yang dina hina ini, maka itu pasti yang terbaik dan smg kita termasuk hambaNya yang sellau bersyukur. Alhamdulillah 'alaa kulli hal :)

Selasa, 17 November 2015

Abinya anak-anak

Lama sekali tidak menulis tentang lelaki satu ini. Lelakiku yang sholih, yang tiap hari bikin daku bangun cinta mulu.
Lelaki yang menceritakan penyesalannya saat jalan2 di Lombok kemarin. Sebelum berangkat beliau tanya mulu. Ummi mau pesen apa kalau Abi ke Lombok? Pesen jangan lama-lama ya Bi...Hahaha... Simpel, menurut kita2 para istri yang sering di tinggal DL sama suami pasti pesan itu yang selalu diutarakan sebelum suami meninggalkan kita demi seonggoh berkah Ilahi. Jangan lama-lama ya Bi, meskipun udah dibikinin 3 temen di rumah tapi tetep aja. Without you, who am i? I'm nothing with you... Ahay lebayyy...
Dan Abi kekeuh minta daku menyebutkan keinginan oleh2 dari Lombok. Baiklah... sebelumnya, aku minta maaf lagi dengan sebuah tragedi beberapa bulan yang lalu. Saat cincin pernikahan kami hilang dengan konyolnya. Ceritanya waktu sedang nyuci clodi anak-anak cincin itu kuletakkan ditepi bak mandi dan entah bagaimana setelah siap mencuci hilanglah cincin bersejarah itu. Apa tanggapan beliau dengan tragedi itu? Kecewa? Iya... Karena kutau itu adalah cincin perjuangan mendapatkanku. Cincin perdana yang dibelinya demi perempuan yang dia cintai setelah ibu (ini diceritainnya pas malam pertama hehehe...). Tapi dalam kekecewaannya itu, aku tau betapa dalamnya iman beliau. Dengan santai beliau bilang, "Mas tau Adek gak sengaja... Gap apa2 cincin itu hilang, yang pasti cinta Mas gak akan hilang untuk adek"
Huwaaa.... nangis dah daku sejadi2nya dipelukan beliau.

Jadi hubungannya dengan Lombok adalah....
Beliau sudah ada rencana untuk mebelikan cincin mutiara asli air laut tapi setelah merogoh kantong ternyata beliau lupa bahwa uangnya tertinggal di bus wisata... Lemes katanya. Gak bisa balik lagi ke toko cincin itu karena mereka sedang dalam perjalanan tour wisata dan waktunya sudah mepet dengan agenda lainnya.
Beliau baru kembali dari Lombok sepekan yang lalu, dan kisah penyesalannya ini sudah lebih dari 4x diceritakan. Betapa beliau pengen membelikan lagi sebuah cincin untukku.
Ah Mas... bukan itu yang adek mau... Atas kesabaran kebersamaan dan kesetiaanmu adalah hal berharga yang akan adek jaga selamanya... Sampai Alloh menentukan siapa dari kita yang "kembali" terlebih dulu dan Alloh kembali menjadikanku sebagai bidadari syurgamu, Sayang...
Maas... uhibbuka fillah :*

Iffah 2th 4 bulan

Assalamu'alaykum mbak Fa...
Kum ayam Mi... (lalu kecupan sayang mendarat di pipi Ummi)
Ah, waktu yang paling Ummi nanti tiap hari... Saat pulang ke rumah dan kamu datang menghampiri Ummi sambil tertawa dan bercerita panjaaang lebar tentang cerita hari ini. Mbak Fa sholihah... Kakak yang baik...
Mbak Fa yang kalau ditanya, mbak mau sekolah? Iyah...
Mbak mau sekolah dimana? Angir (Sangir, nama Nagari tampek kami tinggal)
Sekolahnya apa? teka
Mbak sudah makan? Uda
Makan sendiri atau disuapin? Iyi Ummi...eh, ama ude mamam nasi, sop ake endok...
Adek mbak namanya siapa? Dede embang
Umminya? Ummi Kika
Abinya? Abi uwis
Mbak kangen Uti Oma Aung jg Engkong? Iyah..
Kalau ketemu mau bilang apa? Utiiii...saya angen uti... (satu per satu disebutkan kakek neneknya)
Mbak Faaa....
Sholihah selalu ya Nak...
Ummi sayang mbak Fa :*

NHW Tahap Ulat: Pekan 6

Lalu kisah kami pun berlanjut... Hallow di Pekan 6 Tahap Ulat. Alhamdulillah semakin menuju ujung tahap ulat nih. Judul besarnya adalah maka...