Sabtu, 26 Desember 2020
Liburan Akhir Tahun 2020 (2)
Liburan Akhir Tahun 2020 (1)
Bismillah.
Tanggal 23 Desember 2020 kami pilih sebagai jeda dalam rutinitas. Kami mengagendakan liburan sejak awal Desember. Sebagian mahasiswa pascasarjana menganggap masa kuliah adalah masanya liburan. Apalagi bagi ASN yang ditempatkan mengabdi di pelosok seperti kami. Kesempatan menimba ilmu berbuah berkah dengan opportunity benefit berupa bertambahnya kualitas & kuantitas bersama keluarga. Yup, here there is! Fayalaisy in vacation ๐ Fyi, rombongan lenong kami terdiri dari 6 orang ya. Jangan tanya peran satu-satu karena semua jadi peran utama (terkadang aku jadi antagonisnya ๐)
Aku bagi postingan ini menjadi 3 bagian yaa..
๐1st: Persiapan
Bagian ini kami mendiskusikan waktu yang tepat. Liburan kali ini agak nanggung karena diantaranya kami ada UAS selama d.u.a hari. Klo aku kuliah terakhir 15 Desember dan suami masih ada kuliah s.d akhir Desember tapi sisa satu hari doang. Jadi ya bisa dikatakan long holiday lah. Oh iya, jadwal masuk kami pertengahan Maret but semester depan kami full tesis. Awalnya kami memilih akhir desember, ternyata jadwal kuliah kangmas ada yang tidak pasti kapannya, its okey. Lalu ada kabar dari calon destinasi bahwa ada potongan harga pada tanggal 23-25 Desember. MasyaAlloh rezeki kan tidak boleh ditolak ya ๐.
Opsi pertama kami saat itu adalah CAMPING. Kami mencari informasi tempat camping yang available membawa anak2 apalagi ada Isykariman yang baru 30 bulan. Pilihannya di sekitar mandalawangi, puncak. Kami kontak beberapa tempat camping dan menanyakan harga & standar prokes mereka.
Mengapa opsi ini kami coret dari daftar?
1) Beberapa memang kurang safety karena lokasi yang berundak-undak dan jauh dari tempat kuliner
2) Ada yang berupa lapangan golf, tapi saat kami tanyakan standar prokesnya, jawabannya tidak meyakinkan, " Selama ini belum pernah kejadian sih bu ada yang positif covid". Whoooyyyyyyyyy!!! emang kami kelinci percobaan?
Kami kira minimal bakal dijawab seperti ini. "iya Bu.. Untuk peminjaman tenda kami pastikan sudah dijemur setiap sebelum dipakai." atau sejenis dengan itu.
Baiklah terimakasih mungkin kita belum berjodoh. Kelak kalau kami sudah punya tenda sendiri insyaAllah kami main kesana.
3) Tempat wisata lainnya selain camping kurang fasilitas, misal berenang/main air. Anak-anak kan requestnya liburan inginnya berenang. Ada sih air terjun tapi jaraknya 1 jam perjalanan. Dengan gendong Karim hehe belum pas sepertinya.
4) dari sisi harga setelah diperhitungkan kurang worthit dibandingkan dengan 2 opsi lainnya
Tapi kalau sahabat mau camping yang aman maka bawalah semua perlengkapannya sendiri dan kalau mau mengajak anak-anak minimal sudah siap diajak jalan jauh atau masih memungkinkan jika sahabat mau menggendong dia selama perjalanan. Untuk usia <2 tahun pas tuh masih belum berat-berat amat. Atau sekalian menunggu sampai umurnya 4 tahunan insyaAllah lebih nyaman diajak camping.
Opsi kedua kami adalah Alang-Alang Nature Camp. Lokasinya okey, semi camping, ada kolam renangnya juga dan prokesnya bagus. Tapi setelah dibandingkan dengan opsi ketiga, AANC ini kalah harga wkwkwk dasar emak perhitungan!
Opsi ketiga jatuh pada Camp Hulu Cai. Kalau opsi di atas tadi lokasinya ke arah puncak, destinasi ketiga ini tidak mengarah ke puncak. Jadi alhamdulillah tidak ada macet di jalan. Maklum di liburan akhir tahun 2020 ini pemerintah sedang gencar-gencarnya melakukan sidak rapid antigen. Belum lagi kemungkinan buka-tutup lalu lintas. Ini pertimbangan utama kami, mengingat membawa 4 krucils yang mood swing banget.
Kami bagi tugas dong, kangmas memastikan review di youtube sementara aku searching di instagram dan kontak pengelolanya. Akun instagramnya @camphulucai. Langsung cuss aja buat ceki-ceki.
Finally, ke camp hulu cai kami berlibur dengan segala pertimbangan yang alhamdulillah membuat kami betteroff. Alhamdulillah๐๐.
To be continued yaa...
Rabu, 02 Desember 2020
Senyum Atin
#misiasik7
Senin, 16 November 2020
Misi Asik 6: Self Healing, Menakar Sabar dan Syukur
Suara adzan bertalu bergilir. Entah berapa makhluk Allah yang telah merasakan ketenangan keteduhan dan kedamaian dari lantunan syurgawi ini. Ia menggema di setiap belahan bumi sesuai izin-Nya. Selesai memanggil hamba-Nya di kota A, lalu beranjak ke kota B dan seterusnya. Seolah ia adalah panggilan abadi. Eh, bukankah tak ada yang abadi di dunia yang fana ini?
Pun dengan kesedihan, kegelisahan dan segala kegundahan. Ia hadir sebagai pengingat bahwa kita adalah hamba. Ia hadir untuk memanggil kita yang mungkin tengah menjauh dari Dzat Yang Maha Kuasa. Yang Menggenggam hati makhluk-Nya. Semuanya tak terkecuali. Ia-lah Allah yang tengah mencubit diri ini. Ia-lah Allah yang tengah membelai lembut hati kita untuk lebih lapang dalam menjalani hidup ini. Bukankah setiap muslim selalu dalam pilihan terbaik? Ia berjalan diantara sabar dan syukur. Sabar ketika mengalami musibah dan bersyukur saat diberi nikmat. Namun, adakalanya dengan masalah kita menjadi bersyukur. Bersyukur karena dengan hadirnya masalah, kita mendekat pada Rabb. Bersyukur karena melalui masalah, Allah tempa kita untuk lebih dewasa.
Dahulu, mungkin ada banyak kejadian menyakitkan. Tapi, aku berusaha melihat lebih jauh. Melirik sisi-sisi di sekitar masalah. Jangan-jangan sudut pandangku terlampau sempit. Mungkin ia bukanlah masalah yang sesungguhnya! Ah iya, benar adanya. Ternyata selama ini aku yang kurang meluaskan pandangan. Aku temukan faktor kekanak-kanakan-ku yang masih mendominasi. Ternyata aku belum dewasa melihat ketidaksesuaian antara harapan dan realita. Ternyata masalahku tak ada apa-apanya dengan masalah orang lain. Ternyata masalahku terlampau kecil karena aku punya Rabb, Tuhan semesta alam. Allah 'azza wajalla.
Tiba-tiba hatiku merasa malu pada diri ini. Aku pun kembali menutup mata. Sembari menghirup oksigen sebanyak semampu kuhirup. Orang-orang yang dahulu kuanggap pernah menyakitiku kembali terngiang. Terimakasih. Terimakasih kuucapkan telah hadir menjadi hikmah dalam kehidupanku. Kini, aku ridlo atas apa yang kalian lakukan. Semua kuserahkan pada Allah. Aku tahu bahwa ini semua kehendak Allah. Wahai hati, mari kita lepaskan ia. Kita mulai lagi dengan lembaran sesuai yang Allah ridloi.
Sekelibat aku mengingat ibuku. Sosok yang selalu kuingat setelah Allah dan Rasul. Bahkan saat dijejerkan antara suami dan ibu. Terkadang, doaku lebih panjang untuk ibu. Kalau ia membaca tulisan ini, aku mohon ampun ya Pak.... Entahlah setelah membayangkan wajah ibu, hatiku lebih tenang. Wajah meneduhkan itu. Bahkan hanya dengan mengingatnya, aku merasa lebih lega. Ibu, terimakasih....
Lalu, kebahagian yang turut memberikan berwarna warni bunga di hatiku adalah suami dan anak-anak. Mereka adalah alasanku untuk bahagia. Mereka hadir dengan izin Allah untuk menyempurnakan kebahagiaanku. Terimakasih anak-anak.. Terimakasih suamiku.
Kembali kuhirup udara malam ini.... Ia menjelma seperti aromaterapi. Apalagi sepanjang sore hujan turun. Aku menghidu aroma tanah yang menenangkan. Wanginya menyeruak mengingatkanku pada masa kecil yang bahagia. Berlarian di bawah rintik hujan. Saat hujan mereda, aku akan menepi di dekat pohon soka milik tetangga. Aku petik salah satu benang sarinya. Kuhisap manis bunganya. Oh, dengan mengingatnya saja aku masih terbayang rasa manis itu. Terimakasih telah hadir menjadi sudut terindah dalam kehidupanku.
InsyaAllah, saat ini tak ada lagi yang kusesali. Semua hadir sesuai kehendak-Nya. Menjadi pengingat dan pemanggil bagiku untuk lebih mengenal diri sendiri. Bukankah seseorang yang mengenal dirinya berarti dia tengah mengenal Tuhannya? Ya karena kita hamba Allah yang tak berdaya tanpa izin dan ridlo-Nya.
#KelasBatalyonangkatan2
#MarkasPejuangLiterasi
#MisiAsik6
Senin, 09 November 2020
MISI ASIK #5 (Peta Perjalananku)
![]() |
Sumber: google/search/perjalanan |
MasyaAllah setelah kemarin nulis dreamlist dan membuat list taubat (ngejembreng kelemahan diri) sekaligus mengungkapkan apa saja sih kelebihanku yang bisa dioptimalkan, pekan ini kami dapat special mission (lah tiap pekan juga spesial ya misinya secara misi asik...aseeek #uhuk). Apaan sih? Ya, supaya dreams come true, kita harus do action.
Menarik karena ini do action untuk cita-citaku dalam kepenulisan. Jujur masih berantakan dari manajemen waktu karena seperti sekarang sembari UTS, hampiiiir kelewat MA5. Hiks... Baiklah Tika! Tuliskan milestone-mu yuk.
1 tahun ke depan (Desember 2021) ingin konsisten menulis minimal 3 antologi & ingin ikut sertifikasi penulis (bulan ini belum jadi karena bentrok dengan jadwal UTS, hiks...)
2 tahun ke depan (2022-2023) membuat buku solo, temanya tentang apa ya? Whateverlah ya yang penting aku suka dan menguasainya. Bismillah...
5 tahun ke depan (2025) kaderisasi kepenulisan ke anak-anak. Setidaknya mereka suka dulu dengan menulis. Sebenarnya sudah dimulai sih dengan membacakan buku ke anak-anak. InsyaAllah lebih intens.
5 tahun lagi juga pengen membuat kolaborasi nulis buku dengan anak-anak. Bisa tema remaja (masyaAllah cepet amat ini krucils 5 tahun lagi sudah remaja) atau tentang parenting, biar tau sudut pandang parenting dari sisi anak.
Aamiin Aamiin....
To do list saat ini:
1 pekan 1 tulisan
insyaAllah rewardnya:: nonton film bareng anak2 dan iqobnya itu membaca 1 buku di pekan setelahnya.
Bismillah...
mohon doanya yaa semoga istiqomah. Yuk jadi bagian perjalanan menulis Tika! dengan follow dan like postinganku di sosmed. Tirimikisi (ups.. tidak baku!) Terimakasih๐๐๐
#pejuangliterasi
#kelasmenulisonline
#kelasbatalyon2
#hessakartika
Senin, 26 Oktober 2020
Misi Asyik 3: Mimpiku Di Dunia Kepenulisan
Bismillah...
Azzam yang dahulu terngiang bahwa suatu saat mampu menuliskan cerita di sebuah buku alhamdulillah biidznillah telah tercapai melalui buku antologi. Cita-cita menulis opini di koran lokal pun alhamdulillah biidznillah sudah dilalui. Namun, menjaga kesinambungan menulis adalah PR besar bagiku. Adapun impian yang aku tampilkan di sini adalah pelecut semangat untuk terus berjuang. Menjadikan pena melekat bersama nafas ini. Menjadikan menulis sebagai kebutuhan yang ketika sehari saja tidak menulis maka ada sesuatu yang hilang. Semoga Allah ridloi..
Minggu, 18 Oktober 2020
Misi Asyik 2: GBHN
Telaaat telaaat...
Yup pekan ini agak lag mulu. Kuliah cuma 2 matkul tapi kok tugasnya berasa 4 matkul. Plus tesis yang masih stagnan. Plus mencari cara menjaga semangat murojaah diri sendiri juga anak2. Klo ziyadah itu kan tantangannya sesuatu yang sebelumnya kita belum hafal. Jd ada rasa tertantang, tp klo murojaah ini beda. Ia mengulang2 sesuatu yang pernah/sudah. Hmm.. Istiqomah itu memang berat, ya karena balasannya syurga.
Pun dalam aktivitas menulis. Bukan perkara mudah menjaga kontinyuitas. Apalagi menulis ilmiah seperti tesis. Karena aku merasa belum dapat kliknya. Dari buka laptop saja seolah Isykariman pegang alarm laptop. Klo Ummi buka laptop langsung mendekat. Geleyotan lah, pencat pencet keyboard lah, sampai ngetonyot itu layar (qodarulloh touchscreen). Ya sudahlah.. Bismillah nesisnya nanti malam saja. Nah, klo mengerjakan tugas Kelas Batalyon ini seperti rehatku saja. Aku mengerjakannya dengan smartphone. Anak2 sedang asyik bermain. Karim pun mengira Ummi lagi jualan. Wkwkwk..
Baiklah.. Kita mengerjakan misi asyik dulu saja. Misi kedua kali ini, kami diminta menganalisis kasus "silent reader". Hmm...
Saya mau bahas tentang kemampuan mendengar dan membaca. Jika dalam sarana WAG. Kedua kemampuan ini jadi mirip menurutku. Pendengaran memang karunia Allah yang konon pertama berfungsi aktif saat kita baru lahir, juga fitrah terakhir manusia sebelum wafat. Tak sedikit orang dalam kondisi koma namun masih bisa merespon karena ia masih bisa mendengar. Nah, klo di dunia maya. Silent reader bisa jadi golongan orang yang tipikal pendengar. Karena klo sarananya WAG mungkin lebih relevan pembaca. Tp tidak lantas mengomentari apa yang ia baca. Ini hanya husnudzonku sepintas saja. Perlu dibuat survei nih untuk para kaum silent reader.
Tapi eng ing eng.. Setiap WAG memiliki aturannya. Ada grup marketer yang khusus upload barang readystok. Tentu di WAG ini membernya tdk diperkenankan komentar banyak. Karena disediakan pula WAG untuk sharing sesion. Diskusi para saudagar, dan lain-lain. Lain halnya dengan komunitas Pejuang Literasi ini. Namanya saja kelas belajar. Bagaimana gurunya tau si anak sudah memahami materi jika si anak diam saja. Sederhananya seperti itu. Tapi para komandan di PL kan baik-baik. Mereka low profile. Tak ada tuh guru murid.. Mereka memperlakukan setiap komandan sama. Bisa saling belajar. Yang membedakan ya ilmunya duluan sampai ke pemateri. Hehe..
Baiklah kembali ke PL sebagai komunitas menulis. Rasa-rasanya kok jika ada pertanyaan "boleh gak sih, ada komunitas di dalam komunitas??" gak etis ya.. Nyesek lho.. Kayak dikacangin. Sudahlah kita dapat ilmunya dari komunitas X, lalu kita malah ngacangin itu komunitas X. Aku anggap ini soal adab sih.. Kasian tau Esmeralda!
Kasus komunitas dalam komunitas juga bisa jadi earlywarning bagi komunitas itu sendiri. Bagaimana cara mengikat anggotanya supaya dg sadar dan kecintaan ia tak beralih hati. Eaaa eaaa... Bisa jadi, ini bisa jadi yaaa.. Ada oknum di dalam komunitas yang membuat kecewa atau pengurus yang kurang respect, merasa paling benar atau tidak memenuhi harapan di awal statement memasuki komunitas tersebut. Kemampuan manajemen komunitas perlu ditingkatkan sampai sedetail itu. Meski sepele. Tapi namanya sekumpulan manusia pasti ada gesekan-gesekan. Tinggal kedewasaan member dan pengurus saja untuk saling menerima nasihat. Jika dirasa sudah tidak sanggup lagi bagi member tersebut, maka keluar dari komunitas mungkin lebih baik untuk kedua pihak. Tapi tidak lantas mengajak-ajak member lainnya untuk hengkang dari komunitas. Lagi-lagi adab...
Adalagi soal keterlambatan agenda online. Aku rasa pakai skala prioritas saja. Jika memang komunitas tsb belum menjadi prioritas ya mungkin memang karena ada amanah yang lebih besar. Misal keluarga. Tapi selayaknya kita memasuki sebuah rumah. Tentu kita menghormati aturan di dalamnya. Izin dan bertanya.
Duh, kok jadi panjang. Tadinya mau jawab singkat saja.
1. Silent reader??? Tergantung itu grup apa. Tiap grup memiliki aturan main. Taati atau bersiap menerima resiko
2. Komunitas dalam komunitas? Tidak boleh
3. Terlambat agenda online? Izin dan tidak sering-sering
Semuanya jadi introspeksi baik diri sendiri maupun komunitas. Semoga komitmennya terjaga. Dan Allah mudahkan ikhtiar kita dalam berdakwah melalui tulisan. Wallahu a'lam bishowab.
Depok, 18 Oktober 2020
Si telat di misi ke-2, semoga tidak terulang. Aamiin
#pejuangliterasi
#kelasbatalyon
#kelasmenulis
#hessakartika
#misiasik2
NHW Tahap Ulat: Pekan 6
Lalu kisah kami pun berlanjut... Hallow di Pekan 6 Tahap Ulat. Alhamdulillah semakin menuju ujung tahap ulat nih. Judul besarnya adalah maka...
-
Lalu kisah kami pun berlanjut... Hallow di Pekan 6 Tahap Ulat. Alhamdulillah semakin menuju ujung tahap ulat nih. Judul besarnya adalah maka...
-
Tahap ulat... ๐๐๐ saatnya mamam yang cukup. mam mam maam yummy... *** Di tahapan ini kami diminta mengecek lagi peta belajar kami dan me...
-
Pekan ini kami masih makan-makan dari golive yeay.. Alhamdulillah setelah golive di hari Selasa malam pekan ini, kami dipersilakan mengons...