Senin, 14 September 2015

Bismillah

Bismillah...
Kembali menulis setelah rehat sementara dan semoga keberkahan senantiasa mengiringi setiap hela nafas dan derap langkah. Dua hari pasca pulang dari Assessment test bersama si kembar dan suami tercintah. Sudah hilang capeknya, menjelang beberapa pekerjaan yang datelinenya maksimal besok! Entri ubinan subround 2 dan listing subround 3. Sembari menyiapkan trik and tips membawa anak2 ke bandung awal oktober besok. Sepekan, waktu yang sulit meninggalkan Iffah dan si kembar hanya dengan Abi. Masih 3 pekan waktu untuk berpikir matang. Semoga Alloh segera menentukan solusi terbaik untuk kami. Aamiin...
Tiga hari tanpa Athifah...
R.I.N.D.U

Iya, gimana enggak... Kemarin adalah kali pertama berpisah terlama dengan Iffah dan yang bikin nyesek adalah saat pulang Iffah lengket banget sama budhenya. Saya...nangiiis...
Malamnya saya balas dengan berduaan tidur sama Iffah dan banyak2 mencium dia. Alhamdulillah pagi harinya Iffah bangun dengan ceria dan kembali bilang, "Ummi (c)inta... Ummi (S)ayang..." Ah... rasanya saya menjadi ibu paling bahagia kemarin. Berazzam tak akan lagi meninggalkannya walau dengan urusan kantor. Tapiii... apa daya masih ada dua agenda ke depan yang menanti. Semoga Alloh memudahkan urusan kita semua... Aamiin...

Sabtu, 15 Agustus 2015

Metode Pengasuhan Anak versi mbak DF

Obrolan ringan suami dengan teman-temannya saat pelatihan di Padang kemarin. Saya cuma dapat rekaman aslinya saja (maksude curhatan dari mulut suami langsung). Seorang kasie di propinsi (mbak DF) berkata, anak pertama itu teori, anak kedua pengalaman dan anak ketiga tumbuh sendiri. Saya sontak tertawa kecil sembari mengingat-ingat bagaimana anak-anak kami sekarang. Benar juga yaa… Dulu waktu jaman Iffah, gatal merah sedikit saja udah muter otak cari herbal yang bisa menghilangkan merah di pipinya. Panas dikit sudah gusar dan tiap 15 menit cek thermometer. Sekarang si kembar (saya menyebut mereka berdua anak kedua tidak ada kakak adik diantara mereka berdua) panas ya santai selama baru semalaman dan Cuma sekali semalam di cek thermometer. Apalagi kalau sudah tau penyebabnya dan panas hanya sebagai gejala saja. Misal tumbuh gigi. Dulu Iffah tumbuh di rumah yang masih pakai lantai cor kasar jadi saya selalu mengamankan dia kalau mulai merangkak kea rah-arah lantai yang dingin atau lebih kasar. Sekarang si kembar, udah merangkak kesana sini bahkan ke dapur saya biarin aja. Malah pernah masuk kamar mandi sendiri. Hihihi… Atau masalah botol, dot dan alat perah anak-anak. Jaman Iffah, budhe gak boleh nyuciin dot dan uberampenya tapi apa yang terjadi sekarang? Kalau sudah kepepet gak sempat nyuci botol ya sudah pasang memo di kulkas dan nanti dikerjakan budhe. Phffuu… Situasional :p

Walau demikian, sejauh itu masih dalam koridor yang aman dan tidak membahayakan menurut saya metode pengalaman dan sedikit luntur idealisme bisa ditolerir. Yang penting adalah komunikasi yang baik dengan semua pihak yang terlibat dalam pengasuhan anak. Ummi, Abi, juga budhe2nya. Alhamdulillah so far so good. Smg istiqomah. Aamiin. Karena amanah dunia akhirat ini bukan Cuma ada di tangan Ummi saja jadi semua harus diberitahukan apa dan bagaimana kita dalam mendidik anak2. Thanks a lot for my husband yang makin so sweet tiap harinya. Yang tidak risih mengerjakan hal-hal kerumahtanggaan dalam negeri. Yang tetep kece mententeng tas ransel di pasar dengan catatan digenggaman. Yang setia menemani malam-malam ketika Iffah minta mimi dot. Tapi ada satu hal yang menjadi peraturan kami tentang pengasuhan anak di atas usia 2 tahun. Karena sekarang kami baru diamanahi 3 akhwat maka semua tanggung jawab mandiin cebok dan sejenisnya diserahkan ke Ummi dan budhe. Abi paling membantu gantikan kaos/ baju saja itupun setelah dipakaikan clodi sama Ummi/budhe. Dan kelak jika Alloh meridloi kami untuk mempunyai anak laki-laki maka peraturan berlaku sebaliknya. Gilirannya Abi. :D

Rabu, 12 Agustus 2015

Mbak Fa 25th months old

Alhamdulillah sudah sebulan terlewati dari angka ‘2’mu Nak. Sholihah 1 Ummi ini sudah bisa bernyanyi dengan bahasanya sendiri. Sudah bisa merangkai puzzle sederhana dan bermain sandiwara orang berjualan. Kalau sudah acting ummi Cuma bisa cengar cengir.

“Ibu ibu…beli…”

“Jualan apa buk?” sambut Ummi.

“Ee… aju dede” means baju dedek yg dijualnya.

Di lain waktu, anteng bertiga di kamar. Apa yang terjadi? Piring-piring melamin yang sengaja tidak Ummi pakai dibongkar dan dibuat mainan bertiga. Tentunya dengan mengajak “dedek pipis”nya. Boneka kesayangan Iffah itu tuh.
Secara fisik, mbak Fa overall sehat dan normal pertumbuhannya insyaaAlloh. Berat badannya yg tidak terlalu lebar rangenya dari 11 kg Alhamdulillah tetap membuatnya aktif bermain. Giginya masih 17 buah dan sedang tumbuh lagi geraham besar kiri bawah. Rambutnya makin kriting gantung. Mungkin inilah doa Ummi yang tertahan. Duluuuu sekali Nak, waktu Ummi kelas 5 SD, pernah Ummi ke salon lalu minta dikeriting. Saat itu rambut kriting menggantung lagi trend. Hahaha… Tapi baru 2 hari Ummi lupa keramas rambut. Padahal kata tante2 yang motongin rambut tuh gak boleh dibasahi dulu biar obatnya gak luntur. Wallohu a’lam. Jd intinya keinginan punya rambut kriting Cuma selama 2 hari dan dikabulkan di rambut Iffah yang keriting gantung dan pirang. Kayak bule gitu, padahal mbok-e ireng ndetheng :p
Tinggi badan Iffah sudah hampir separo badan Ummi, dan adek2nya sudah setinggi telinga Iffah. Udah pada gedhe ya anak2ku? Iya Tikaa…kamu udah tuek nduk.
Selain kegiatan sosialitanya dengan para boneka dan adik2nya, mbak Fa juga sudah punya temen lhooo… Kalau ditanya siapa temennya, jawabnya Bang Iyan (Rian),abang ajah (gajah-krn gendut-namanya Andi),Bang Pino (Vino), Kak Iya (Dira), Kak Wiya (Widya), Mbah Udi (Muadzin masjid Lekok tempat kami tinggal) dan Kak Uti (Putri). Mainnya apa, yaa apa aja. Kadang baca buku bareng, bikin rumah-rumahan dari puzzle atau sekedar uleg-uleg masak2an.
Alhamdulillah ‘alaa kulli hal. Semoga sehat selalu ya Mbak Fa. Jadi kakak yang baik dan sholihah aamiiin… :*

20150810_132805

Sabtu, 08 Agustus 2015

Menabung Prosa buat FPM

Ceritanya sedang pengen istiqomah nulis tapi apadaya baru segini udah ketemu seabreg alasan yang membuat stop sementara :(

(1)

Jaga hatinya

Perempuan adalah lautan rahasia yang harus rapih menyimpan rasa. Jagalah ia jangan sampai perempuanmu menangis dihadapan orang lain. Jangan sampai engkau biarkan tangisannya terus mengalir dan tak sadar bahwa kau sendiri yang membiarkannya semakin rapuh.

Menjaga perempuanmu artinya kau jangan memicu emosinya. Pun sampai saatnya perempuanmu membutuhkan curahan hatinya, maka terimalah ia. Temukan tanpa harus banyak pertanyaan. Sedikit kata manis terkadang menenangkan hatinya.

Bosan letih dan semua kehampaan yang ia rasakan seharusnya kau rasakan jua. Sedikit memberinya jeda, pegang tangannya dan sebentar menikmati wetime untuk mengembalikan hatinya. Karena perempuan bukan hanya pelampiasmu saja. Karena perempuan harus dijaga!

-***-

(2)

Si Manisku sayang

Si manisku kembali merajuk. Meminta haknya kembali. ASI. Ya, minuman sempurna itu selalu dinantinya. Selepas kaki ini dari ‘baju’nya langsung saja mereka menghampiriku.

Si manisku kembali melendot manja. Mengharap iba setetes air dari ibunda tercinta. Merecharge energinya untuk kembali merangkak menghadapi kehidupan.

Si manisku kembali membalas tatapanku dengan tatapan lembutnya. Sebentar saja Ibu, kutahu engkau tengah bergelut dengan amanah-amanah itu. Aku tahu Bu.. Hanya sebentar… kurindu pelukanmu…

-***-

(3)

Kebebasan

Kau tahu arti kebebasan itu, hai diri yang dhoif? Saat kau tatap burung yang dengan tenangnya terbang di angkasa. Saat tawa anak-anak memecah keheningan hatimu. Saat teriakan manja si kakak membangunkan tidur nyenyakmu. Itukah kebebasan yang kau maksud, hai jiwa yang acap lalai?

Kebebasan yang menyeruap di sepanjang kehidupanmu saat kau bebas menghamba pada Alloh. Ketika kau bebas berjam-jam menangis dalam sujud di kesunyian pagi. Ketika tak seorangpun sanggup menghalangimu untuk terus berdzikir menikmati anugerahNya.

Kebebasan yang mungkin sangat sederhana tak dapat dielakkan oleh sebiji zarrahpun. Kebebasan untuk mencintai Alloh di kala lapang maupun sempit…

-***-

(4)

Dokumen PBDT vs Al Qur’an

Hai Tika… Terimakasih sudah mau menyentuhku hari ini. Terimakasih akhirnya sedikit demi sedikit tumpukanku tak bersisa di mejamu. Selembar demi selembar kami meninggalkan mejamu. Terimakasih…

Tapi tunggu! Tengoklah di balik laci di bawah mejamu itu. Ada seonggok bercover pink yang memanggil-manggilmu setiap waktu. Liriklah sejenak apa yang ada didalamnya. Bacalah dengan keteduhan hatimu. Pahami dan renungkanlah Tika…

Ia merindukanmu. Kapan saat kau bersama mencari kebenaran dengan melafazkan isinya, mencari terjemahan dan tafsir untuk membantumu. Kapan saat lingkaran itu mampu membuatmu seoalah-olah dirasuki oleh kenikmatan zikir kepada Alloh. Kapan saat kau lebih mengutamakan buku bercover pink itu dibandingkan dengan tumpukan-tumpukan kami…

-***-

(5)

Percaya

Sulitnya mewujudkan satu kata itu. Kepercayaan memang hal yang mahal bagiku. Apa mungkin karena masa laluku? Betapa sulitnya mendapatkan kepercayaan untuk bisa melakukan sesuatu sekehendakku. Ya, itu aku dulu. Aku tidak lari dari kenyataan. Kenyataan yang membuatku semakin sulit untuk bisa memberikan kepercayaan pada orang lain.

Bukan pula aku tak pernah mendapatkan kepercayaan. 5 tahun mengarungi kehidupan di ibukota bukanlah sebuah kepercayaan kecil. Dan aku mendapatkannya.

Lalu biduk pernikahanku kini. Bukankah itu berarti aku sudah mempercayakan hidupku padanya? Dan sebaliknya ibu bapak memberiku kepercayaan untuk lebih mandiri dari sebelumnya? Naif memang, karena saat kau sulit member kepercayaan maka hidupmu akan penuh dengan ketakutan.

-***-

(6)

Baiti Jannati

Sebutir embun menetesi ujung kuku jempol kakiku pagi ini. Kesejukkan merasukiku. Sembari kupandangi wajah-wajah syurgawi itu. Mereka masih asyik dengan mimpinya masing-masing. Dari balik jendela kulihat lelap tidur mereka. Dan embun masih menemaniku..

Sehelai daun kering terbang tertiup angin lembut. Menghempas kedinginan pagi yang merasuk hingga ke tulang. Dari balik bilik yang lain, kutemukan sosok tangguh yang telah bersedia menampung keluh kesahku selama ini. Sosok sholeh yang setia memberikan bahunya untuk bersandar. Sosok yang dengan ikhlas menjalani lika liku kehidupan bersamaku.

Kucium bau hempasan debu yang tersiram rintik hujan beberapa jam yang lalu. Rasanya nikmat sekali. Sembari kutarik napas panjang membiarkan udara memenuhi paru-paruku. Bersama dengan ucap syukur atas karunia ini… Baiti Jannati…

(all by Aifa Taqiya 2015)

Senin, 13 Juli 2015

Gandongan yang minta eksis

Makanan apaan itu? Tempat nongkrong asyik darimana tuh? Masyaa Alloh... Ternyata beliau adalah ujian yang menantang. Datang tak diundang, pulang sampai diusir-usir gak mempan, menyergap anak gadisku di dini hari.

"Ummi, sakit kuping saya..." Rengekan Mbak Fa bukan untuk yang pertama di malam itu.

Segera ku cek telinganya dan nampak tebal pipi bagian bawah dekat telinganya. Deg! Jangan-jangan dia sakit gigi. Pasalnya mbak Fa belum mau menggosok giginya dengan sikat dan selama ini hanya dengan kain kasa saja. Hiks... Semoga masa laluku bersama sakit gigi tak terulang pada keturunanku ya Alloh. Cukuplah aku yang merasakan kelamnya masa itu. Saat kepala dan bahu berasa kaku sakiiiit yang tak terkira.

Paginya sengaja mbak Fa mandi agak siang menunggu matahari menampakkan diri dulu. Semakin nampak tebal saja rahang bawahnya sampai nafsu makannya hari itu benar-benar NOL. Seharian hanya susu yang diminumnya dan itu entah berapa botol karena hampir tiap 2 jam sekali mbak Fa merengek minta mimik. Penasaran dengan giginya, aku tekatkan setelah budhenya datang, akan kubawa iffah ke dokter gigi hari itu juga.

Namun ketika budhenya datang kami dikejutkan dengan kata-kata budhe kalau iffah bukan sakit gigi tapiiii G.A.N.D.O.N.G.A.N.

"Cepetan Nte, Belikan Blau di tempat Nopi. Itu kasian susah nelen makan pasti.."

Kaget, gak ada Abi (saat itu Abi lagi di hutan mencacah PBDT), kondisi yang kurang fit (begadang semalaman) membuat pikiranku kacau dan langsung nurut aja kata budhe.

Blau. Do you know? Ternyata dia gak ngefek saudara-saudara. Iffah tetep aja kesakitan dengan bengkaknya kelenjar ludahnya itu. Blau memang efektif meredakan panik ortu dan membuat anak malu dengan sakitnya sehingga dia stay at home unt bedrest. Dan satu yang lebih masuk akal: Blau efektif untuk memutihkan pakaian. Bukan menyembuhkan gandongan.

5 hari berlalu, Rabu lalu dan sehari kemudian saya ketularan! What a surprise for me! 25 tahun baru sakit gandongan. Weeewww... Jangan remehkan penyakit satu ini. Walau di banyak postingan diinfokan kalau gandongan menyerang anak 2-15 tahun ternyata itu mitos. Gandongan pun mulai eksis pada usia dewasa. Sudah 5 hari ini saya sakit gandongan dan saya biarkan saja. Sekarang sudah lumayan sembuh tinggal bengkak dan pegel dikit. Pusingnya sudah berkurang. Tapi surprise lagi, semalam giliran my hubby yang sakit gempulingan menahan pusing dan pegel atau linu yang tak terperi di bagian belakang telinga agak ke bawah.

Berikut diinfokan gejala gandongan:

1. Hari pertama: pusiiiiing rahang mulai aneh agak kaku, bahu pegel kaku banget.

2. Hari kedua: Mulai bengkak dan sangat sensitif terhadap rasa. Sedikit aja nelen makanan rasa manis (kurma misalnya) langsung teengggg!!! dari rahang bawah sampai kepala juga ke arah bahu.

3. Hari ketiga: Mulai terbiasa nelen sakit, disarankan banyak minum air hangat dan makan yg lunak2.

4. Hari keempat- sembuh: semakin banyak berdoa smg menggugurkan dosa... :p

Gandongan berasal dari virus dan bisa sembuh sendiri. Paling kita minimalisir efek sampingnya saja. Misal anak jadi panas ya dikompres, rahang kaku pegel: ya jangan makan yang keras-keras. Selebihnya serahkan pada Alloh. Ini adalah ajang muhasabah.

Info lebih lengkap searching saja :)

Kamis, 18 Juni 2015

Keep smile Tika

Saya paham kondisi saya memang bukan yg ideal sbg pegawai. Dan saya paham tdk semua memahami ini. Oleh krn itu, sy doakan semoga anda yang blm menikah segera mndapat pasangannya dan menikah lalu segera dapat anak dan langsung kembar. Begitu pula anda yang sdh menikah smg sgera dkaruniai anak kembar dan penempatan yang jauh dari keluarga.. maka dari itu smg anda bisa merasakan apa yang kami rasakan.. .

Keep smile Tika. Suatu hari nanti akan datang safaat dr doa2 anak2mu di hari dimana amal kita diperhitungkan. Ingatlah... kamu akan memanen semua ini. Bahagialah dsaat orang lain belum mengalami semua kerepotan ini. Karena semua tidak ada yang sia-sia.

Teriring doa:: jika kepindahan itu baik unt keluarga kami maka izinkanlah kami unt lebih dekat dg sumber ilmu dan mudahkanlah kami dlm mendidik anak2. Smg bidadari2ku kelak mendapat kehidupan dan penghidupan yang lebih baik,sholihah selalu dan bermanfaat bg ummat. Aamiiin...

Kamis, 11 Juni 2015

FaYaLa smart girls

Alhamdulillah....kehebohan pagi ini berakhir dengan senyum cerah mbak Fa dan adik2 twin..

Semangat pagi anak2!!!
Semoga Alloh menjaga kalian dengan sebaik2 penjagaan. Alloh yang mengamanahkan maka Alloh yang akan menjaga kita. Jadi, tumbuhlah sehat barokah dan bahagia. Ummi sayang kalian :*

[caption id="attachment_333" align="alignleft" width="300"]FaYaLa Ummi dan FaYaLa[/caption]

NHW Tahap Ulat: Pekan 6

Lalu kisah kami pun berlanjut... Hallow di Pekan 6 Tahap Ulat. Alhamdulillah semakin menuju ujung tahap ulat nih. Judul besarnya adalah maka...